Ucapkan...

Ucapkan...

Sabtu, 30 November 2013

Induk Dosa-Dosa



Banyak di antara kita yang berusaha menjauhkan diri dari segala dosa dan kesalahan, tetapi banyak juga  di
antara kita yang jarang meneliti dan mengatahui dari mana sumber datangnya hasrat untuk berbuat maksiat (dosa) tersebut. Sebab untuk mengobati sebuah penyakit haruslah dicari penyebab utamanya dan bukan hanya dilihat dari fenomena lahiriyahnya semata. Begitu juga dengan dosa, untuk menghindarinya kita harus tahu dan menemukan penyebab-penyebabnya sehingga kita bisa melakukan pencegahan agar dosa tersebut tidak kita lakukan.
Menurut para ahli hikmah sumber utama (induk) dari dosa-dosa itu ada tiga macam yaitu dengki (Al Hasad), Rakus (Al Hirshu) dan sombong (Al Kibru).

Dengki (Al Hasad)
Menurut para ulama pengertian dengki adalah, keinginan dalam jiwa seseorang untuk menghilangkan nikmat yang didapat oleh orang lain. Dengki ini beawal dari perasaan tidak rela jika orang lain mendapatkan nikmat, lebih jauh lagi dengki ini akan mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan-perbuatan agar suatu nikmat tidak pernah dirasakan oleh orang lain.
Dari perilaku dengki ini, maka kecurangan-kecurangan dan perlakuan aniaya terhadap nikmat yang diterima sesama manusia akan tumbuh subur. Yang terjadi akan saling menjegal, saling memfitnah, sikut kanan sikut kiri bahkan yang tadinya kawan menjadi laawan. Orang yang dengki akan bersyu’uzhon kepada Allah bahwa tidak adil Allah dalam memberi rizki-Nya dan tidak bijaksana dalm membalas amal perbuatan manusia, padahal Allah yang Maha Bijaksana.
Al-Faqih Abu Lait menyatakan bahwa aada tiga golongan yang bakal tidak diterma do’anya yaitu, pertama, Orang yang suka memakan makanan yang haram, baik cara mendapatkannya maupun Zat makanan tersebut. Kedua, Orang yang memperbanyak desas desus dan adu domba dan ketiga, Orang yang di dalam hatinya mempunyai rasa dengki dan hasud terhadap sesama muslim.
Bahaya dengki menurut para ulama adalah :
1.      Merusak kebaikan.
Dengan dengki maka nilai kebaikan kita akan musnah dan hancur bahkan akan hilang, sebagaimana sabda Rosululloh SAW yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh r.a. : “Jauhkanlah dirimu dari hasud, karena hasud itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR Abu Dawud).
Segala amal kebaikan yang pernah kita lakukan tidak akan ada manfaatnya, karena setiap kali kebaikan itu dilakukan akan segera terhapus oleh dengki yang ada di dalam hati. Maka tentu saja yang tertinggal dalam orang yang dengki ini hanyalah dosa-dosa yang semakin menggunung dan tentu saja tidak ada tempat yang layak baginya selain neraka jahanam. Sungguh rugi orang yang memiliki rasa dengki.
2.      Memberi ruang untuk Kemaksiatan
Dengki akan melahirkan  berbagai macam kejahatan-kejahatan seperti mnjelek-jelekan orang lain,  berbohong, memfitnah, mengadu domba dan bahkan mencelakakan orang yang didengki. Lebih jauh lagi mengajak orang lain supaya membenci, memusuhi dan mencelakakan orang yang didengkinya. Saking banyaknya kejahatan yang diakibatkan oleh rasa dengki ini, Allah Swt memerintahkan supaya seorang mukmin berlindung kepada-Nya dari orang-orang yang hasud ketika dia melancarkan kedengkian. Seperti yang tersirat dalam qur’an surat Al falaq : 5.
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki".
3.      Kecapean dan kerepotan sendiri
Orang yang hasud akan selalu merasa tidak tenang, gelisah, sakit hati bahkan bisa saja pusing yang berkelanjutan sehingga bisa jadi malah jatuh sakit melihat orang lain mendapat nikmat. Dia akan kecapean dan kerepotan sendiri yang mana cape dan repotnya itu tidak ada gunanya, tidak berpahala bahkan justru akan menjerumuskan dirinya kedalam perbuatan dosa dan maksiat. Sungguh rugi dunia dan akhiratnya.
Ibnu Sam’a berkata :’Aku tidak melihat orang zholim yang sama ruginya dengan orang yang dianiaya kecuali si tukang hasud.”
4.      Butanya hati dari ketaatan kepada Allah
Dengki itu akan menjadikan hatinya berada dalam kegelapan, jika hatinya itu penuh dengan kabut kegelapan yang amat pekat, maka akan sulit menerima sinar hidayah dan tidak akan bisa membimbing hidupnya kearah kebaikan.

Rakus (Al Hirshu)
Rakus adalah sikap hidup tidak pernah puas terhadap nikmat-nikmat yang diberikan Allah SWT. Rakus mendorong seseorang untuk mengejar dan menguasai keduniaan saja, mereka tidak memikirkan bahwa hidup di dunia ini dibatasi oleh kematian dan tidak peduli bahwa akhirat itu lebih kekal, hakiki dan semakin mendekat.
Kalau kita melihat kenyataan di masyrakat, banyak orang memiliki jabatan yang tinggi dan tentunya memiliki harta benda yang melimpah tetapi mereka merasa kurang dan tidak puas dengan yang telah dimilikinya, sehingga timbulah korupsi, menghalalkan yang haram dalam mendapatkan hartanya.
Orang yang memiliki sikap rakus ini menjadikannya tidak pandai bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya, mereka merasa bahwa harta yang didapatnya merupakan hasil keringatnya sendiri, maka tidak ada balasan yang pantas untuknya selain azab yang pedih.
Rosululloh SAW telah memberikan petunjuk untuk bisa bersikap qona’ah yaitu merasa cukup dengan nikmat yang telah Allah berikan, kelebihan harta yang  dimiliki mendorang untuk membantu orang yang membutuhkan. Serta  digunakan untuk keperluan jihad di jalan Allah.

Sombong (Al Kibru)
Sombong adalah perasaan diri lebih tinggi dan lebih mulia dibanding orang lain, mereka selalu menganggap remeh orang lain, selalu menghina, merendahkan dan menjelek-jelekkan oarnag lain.
Sombong adalah dosa yang pertamakali dilakukan oleh makhluk ciptaan Allah. Di dalam Al qur’an dikisahkan bahwa Allah memerintahkan kepada malaikat untuk besujud kepada Adam a.s  maka para malaikat bersujud keculi iblis, iblis tidak mau bersujud kepada adam karena merasa sombong, merasa lebih mulia dari pada adam karena diciptakan dari api, sehingga iblis dikutuk oleh Allah sebagai penghuni neraka yang abadi.
Sifat sombong juga yang akhirnya mencelakakan fir’aun, dia merendahkan kaum bani isroil dan menjadikannya budak-budak yang diperlakukan semena-mena karena fir’aun merasa lebih mulia dari bani isroil, bahkan fir’aun mengaku sebagai tuhan.
Orang yang memiliki sifat somboang dijamin tidak akan masuk surga, bahkan menjadi penghuni neraka, sebagai mana sabda rosululloh SAW :

. عن حَارِثَةَ بْن وَهْبٍ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الْجَنَّةِ قَالُوا بَلَى قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ ضَعِيفٍ مُتَضَعِّفٍ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ ثُمَّ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
Dari Haritsah bin Wahab RA, ia pernah mendengar Rasulullah SAW bertanya, "Maukah kalian aku beritahukan tentang penghuni surga?" Para sahabat menjawab, "Tentu kami mau ya Rasulullah." Kemudian Rasulullah SAW bersabda, "Yaitu setiap orang yang lemah dan yang selalu diremehkan orang lain. Apabila ia bersumpah dengan nama Allah, maka akan dikabulkan sumpahnya itu." Rasulullah SAW bertanya lagi, "Maukah kalian aku beritahukan tentang penghuni neraka?" Para sahabat menjawab, "Tentu kami mau ya Rasulullah." Rasulullah SAW bersabda, "Yaitu setiap orang yang besar mulut dan rakus, bengis, serta sombong." (HR. Muslim).

Dari uraian ketiga sifat di atas yang merupakan induk dari dosa-dosa, maka sudah selayaknya kita sebagai seorang muslim untuk menghidari dan menjauhi sifat-sifat tersebut. Semoga kita selalu diberi kekuatan oleh Allah SWT agar senantiasa bisa melawan tiga sifat diatas dan senantiasa berada di jalan-Nya. Amin ya robbal Alamin..

Demikian, semoga menjadi  Tadzkiroh bagi kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Flag Counter
free web site traffic and promotion
SEO Stats powered by MyPagerank.Net