Banyak di antara
kita yang berusaha menjauhkan diri dari segala dosa dan kesalahan, tetapi
banyak juga di
antara kita yang jarang
meneliti dan mengatahui dari mana sumber datangnya hasrat untuk berbuat maksiat
(dosa) tersebut. Sebab untuk mengobati sebuah penyakit haruslah dicari penyebab
utamanya dan bukan hanya dilihat dari fenomena lahiriyahnya semata. Begitu juga
dengan dosa, untuk menghindarinya kita harus tahu dan menemukan
penyebab-penyebabnya sehingga kita bisa melakukan pencegahan agar dosa tersebut
tidak kita lakukan.
Menurut para ahli
hikmah sumber utama (induk) dari dosa-dosa itu ada tiga macam yaitu dengki (Al
Hasad), Rakus (Al Hirshu) dan sombong (Al Kibru).
Dengki
(Al Hasad)
Menurut para ulama
pengertian dengki adalah, keinginan dalam jiwa seseorang untuk menghilangkan
nikmat yang didapat oleh orang lain. Dengki ini beawal dari perasaan tidak rela
jika orang lain mendapatkan nikmat, lebih jauh lagi dengki ini akan mendorong
seseorang untuk melakukan perbuatan-perbuatan agar suatu nikmat tidak pernah
dirasakan oleh orang lain.
Dari
perilaku dengki ini, maka kecurangan-kecurangan dan perlakuan aniaya terhadap
nikmat yang diterima sesama manusia akan tumbuh subur. Yang terjadi akan saling
menjegal, saling memfitnah, sikut kanan sikut kiri bahkan yang tadinya kawan
menjadi laawan. Orang yang dengki akan bersyu’uzhon kepada Allah bahwa tidak
adil Allah dalam memberi rizki-Nya dan tidak bijaksana dalm membalas amal
perbuatan manusia, padahal Allah yang Maha Bijaksana.
Al-Faqih
Abu Lait menyatakan bahwa aada tiga golongan yang bakal tidak diterma do’anya
yaitu, pertama, Orang yang suka memakan makanan yang haram, baik
cara mendapatkannya maupun Zat makanan tersebut. Kedua, Orang
yang memperbanyak desas desus dan adu domba dan ketiga, Orang
yang di dalam hatinya mempunyai rasa dengki dan hasud terhadap sesama muslim.
Bahaya
dengki menurut para ulama adalah
:
1.
Merusak kebaikan.
Dengan dengki maka nilai kebaikan
kita akan musnah dan hancur bahkan akan hilang, sebagaimana sabda Rosululloh SAW
yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh r.a. : “Jauhkanlah dirimu dari hasud,
karena hasud itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar.” (HR
Abu Dawud).
Segala amal kebaikan yang pernah
kita lakukan tidak akan ada manfaatnya, karena setiap kali kebaikan itu
dilakukan akan segera terhapus oleh dengki yang ada di dalam hati. Maka tentu
saja yang tertinggal dalam orang yang dengki ini hanyalah dosa-dosa yang
semakin menggunung dan tentu saja tidak ada tempat yang layak baginya selain
neraka jahanam. Sungguh rugi orang yang memiliki rasa dengki.
2.
Memberi ruang untuk Kemaksiatan
Dengki akan melahirkan berbagai macam kejahatan-kejahatan seperti
mnjelek-jelekan orang lain, berbohong,
memfitnah, mengadu domba dan bahkan mencelakakan orang yang didengki. Lebih
jauh lagi mengajak orang lain supaya membenci, memusuhi dan mencelakakan orang
yang didengkinya. Saking banyaknya kejahatan yang diakibatkan oleh rasa dengki
ini, Allah Swt memerintahkan supaya seorang mukmin berlindung kepada-Nya dari
orang-orang yang hasud ketika dia melancarkan kedengkian. Seperti yang tersirat
dalam qur’an surat Al falaq : 5.
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia
dengki".
3.
Kecapean dan kerepotan sendiri
Orang yang hasud akan selalu
merasa tidak tenang, gelisah, sakit hati bahkan bisa saja pusing yang
berkelanjutan sehingga bisa jadi malah jatuh sakit melihat orang lain mendapat
nikmat. Dia akan kecapean dan kerepotan sendiri yang mana cape dan repotnya itu
tidak ada gunanya, tidak berpahala bahkan justru akan menjerumuskan dirinya
kedalam perbuatan dosa dan maksiat. Sungguh rugi dunia dan akhiratnya.
Ibnu Sam’a berkata :’Aku tidak
melihat orang zholim yang sama ruginya dengan orang yang dianiaya kecuali si
tukang hasud.”
4.
Butanya hati dari ketaatan kepada Allah
Dengki itu akan menjadikan
hatinya berada dalam kegelapan, jika hatinya itu penuh dengan kabut kegelapan
yang amat pekat, maka akan sulit menerima sinar hidayah dan tidak akan bisa
membimbing hidupnya kearah kebaikan.
Rakus (Al Hirshu)
Rakus
adalah sikap hidup tidak pernah puas terhadap nikmat-nikmat yang diberikan
Allah SWT. Rakus mendorong seseorang untuk mengejar dan menguasai keduniaan
saja, mereka tidak memikirkan bahwa hidup di dunia ini dibatasi oleh kematian
dan tidak peduli bahwa akhirat itu lebih kekal, hakiki dan semakin mendekat.
Kalau
kita melihat kenyataan di masyrakat, banyak orang memiliki jabatan yang tinggi
dan tentunya memiliki harta benda yang melimpah tetapi mereka merasa kurang dan
tidak puas dengan yang telah dimilikinya, sehingga timbulah korupsi,
menghalalkan yang haram dalam mendapatkan hartanya.
Orang yang memiliki sikap rakus ini menjadikannya
tidak pandai bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya,
mereka merasa bahwa harta yang didapatnya merupakan hasil keringatnya sendiri,
maka tidak ada balasan yang pantas untuknya selain azab yang pedih.
Rosululloh SAW telah memberikan petunjuk untuk bisa
bersikap qona’ah yaitu merasa cukup dengan nikmat yang telah Allah berikan,
kelebihan harta yang dimiliki mendorang
untuk membantu orang yang membutuhkan. Serta
digunakan untuk keperluan jihad di jalan Allah.
Sombong (Al Kibru)
Sombong
adalah perasaan diri lebih tinggi dan lebih mulia dibanding orang lain, mereka
selalu menganggap remeh orang lain, selalu menghina, merendahkan dan
menjelek-jelekkan oarnag lain.
Sombong adalah dosa yang pertamakali dilakukan oleh
makhluk ciptaan Allah. Di dalam Al qur’an dikisahkan bahwa Allah memerintahkan
kepada malaikat untuk besujud kepada Adam a.s
maka para malaikat bersujud keculi iblis, iblis tidak mau bersujud
kepada adam karena merasa sombong, merasa lebih mulia dari pada adam karena
diciptakan dari api, sehingga iblis dikutuk oleh Allah sebagai penghuni neraka
yang abadi.
Sifat sombong juga yang akhirnya mencelakakan fir’aun,
dia merendahkan kaum bani isroil dan menjadikannya budak-budak yang
diperlakukan semena-mena karena fir’aun merasa lebih mulia dari bani isroil,
bahkan fir’aun mengaku sebagai tuhan.
Orang
yang memiliki sifat somboang dijamin tidak akan masuk surga, bahkan menjadi
penghuni neraka, sebagai mana sabda rosululloh SAW :
. عن حَارِثَةَ بْن وَهْبٍ أَنَّهُ
سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكُمْ
بِأَهْلِ الْجَنَّةِ قَالُوا بَلَى قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ
ضَعِيفٍ مُتَضَعِّفٍ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ ثُمَّ قَالَ أَلَا
أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ قَالُوا بَلَى قَالَ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ
مُسْتَكْبِرٍ
Dari Haritsah bin Wahab RA, ia pernah
mendengar Rasulullah SAW bertanya, "Maukah kalian aku beritahukan tentang
penghuni surga?" Para sahabat
menjawab, "Tentu kami mau ya Rasulullah." Kemudian Rasulullah SAW
bersabda, "Yaitu setiap orang yang
lemah dan yang selalu diremehkan orang lain.
Apabila ia bersumpah dengan nama Allah, maka akan
dikabulkan sumpahnya itu." Rasulullah SAW bertanya lagi, "Maukah
kalian aku beritahukan tentang penghuni neraka?" Para sahabat menjawab,
"Tentu kami mau ya Rasulullah." Rasulullah SAW bersabda, "Yaitu
setiap orang yang besar mulut dan
rakus, bengis, serta sombong."
(HR. Muslim).
Dari uraian ketiga sifat di atas yang
merupakan induk dari dosa-dosa, maka sudah selayaknya kita sebagai seorang
muslim untuk menghidari dan menjauhi sifat-sifat tersebut. Semoga kita selalu
diberi kekuatan oleh Allah SWT agar senantiasa bisa melawan tiga sifat diatas
dan senantiasa berada di jalan-Nya. Amin ya robbal Alamin..
Demikian, semoga
menjadi Tadzkiroh bagi kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar