Ucapkan...

Ucapkan...

Kamis, 14 November 2013

TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA












A. PengertianManusia



Dalam kamus besar bahasa Indonesia manusia diartikan sebagai makhluk yang berakal budi, menurut pengertian ini manusia adalah makhluk tuhan yang diberi potensi akal. Dalam bahasa arab kata manusia ini bersepadan dengan kata-kata nas. basyar, insan, dll. Namun kata-kata tersebut memiliki perbedaan dalam hal makna spesifikasi nya, kata nas misalnya lebih merujuk pada manusia sebagai makhluk social. Sedangkan kata basyar lebih menunjuk kepada manusia sebagai makhluk biologis. Kata basyar dalam al-qur`an disebutkan 37 kali, salah satu nya dalam QS.Al-kahfi, inna ma’anaa basyarun mitslukum (sesungguhnya aku ini hanya makhluk biasa seperti kamu) kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat biologis seperti manusia asalnya dari tanah liat atau lempung kering (Al-hajr:33,Ar-ruum:20)

“berkata Iblis: " Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk"

”dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Diamenciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembangbiak.”

Serta kebiasaan manusia makan dan minum (Al-mu`minun:33).

“dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia: "(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, Dia Makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum”.

Kata insan disebutkan dalam Al-qur`an sebanyak 65 kali, diantaranya dalam (QS.Al-`alaq:5) yaitu ‘allamal insaana maa lam ya`lam (dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya).

Dengan demikian Al-qur`an memandang manusias ebagai makhluk social, biologis dan psikologis, oleh karena itu semua yang dilakukan oleh manusia harus untuk kebersamaan sesama ummat dan hamba Allah, serta pertanggung jawabannya pada tiga instansi yaitu pada diri sendiri,padamasyarakat, dan pada Allah SWT.

Manusia diciptakan Allah SWT agar menyembah dan beribadah kepadanya, `abada-ya`budu-ibadatun, beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendak-Nya baik sukarela maupun terpaksa seperti keharusan kita meyakini akan adanya qadha qadar yg telah digariskan Allah kepada kita. Ada dua pengertian ibadah, yang pertama ; Ibadah mahdah (murni) yaitui badah yang telah ditentukan waktunya, tatacaranya,dan syarat-syarat pelaksanaannya, seperti shalat, puasa, zakat, ibadah haji dsb. Yang kedua ; Ibadah `Ammah (umum) yaitu pengabdian yang dilakukan oleh manusia yang diwujudkan dalam bentuk aktifitas dan kegiatan hidup yang dilaksanakan dalam konteks mencari keridloan Allah SWT. Jadi setiap insan tujuan hidupnya tiada lain adalah hanya untuk mencari keridloan Allah SWT, jiwa yang berbahagia adalah jiwa yang mendapatkan ketenangan dan ketentraman, terjauhkan dari kegelisahan dan kesengsaraan bathin, dan di akhirat kelak kita akan memperoleh imbalan syurga dan dimasukkan dalam kelompok hamba-hamba yang istimewa

Selama hidup di dunia manusia wajib beribadah, menghambakan diri kepada Allah SWT, pengertian penyembahan kepada Allah tidak bisa diartikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek ritual yang t ercermin dalam ibadah shalat saja, akan tetapi harusd idasari dengan ketundukan manusia dalam menjalankan kehidupan di muka bumi baik yang menyangkut hubungan manusia dengan Allah maupun manusia dengan manusia.



B. Fungsi dan peran manusia

Berpedoman pada Al-qur`an surat Al-baqarah ayat:30 , manusia diciptakan oleh Allah SWT di muka bumi ini sebagai khalifah , peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana ditetapkan oleh Allah diantaranya adalah:

1. Memakmurkan bumi
Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang dibebankan Allah.Manusia harus mengeksplorasi kekayaan bumi bagi kemanfaatan seluas-luasnya ummat manusia.

2. Memelihara bumi
Dalam arti luas termasuk juga memelihara aqidah dan akhlak manusianya. Memelihara dari kebiasaan jahiliyyah yaitu merusak dan menghancurkan alam demi kepentingan sesaat.

Allah SWT menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia, penciptaan manusia mempunyai tujuan yang jelas yakni dijadikan sebagai khalifah atau pengatur bumi, maksudnya manusia diciptakan oleh Allah agar memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjuk-Nya, petunjuk yang dimaksud adalah ajaran agama islam.

Mengapa Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk memelihara bumi dari keruksakan? Karena sesungguhnya manusia lebih banyak membangkang disbanding yang benar-benar berbuat shaleh sehingga manusia akan cenderung untuk berbuat keruksakan.

Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat, tentu kita akan menjalankan fungsi kita sebagai khalifah di muka bumi ini dengan tidak melakukan pengrusakan terhadap alam yang diciptakan Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat keruksakan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Qashash :77

“dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”


Demikian artikel ini, semoga dapat bermanfaat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Flag Counter
free web site traffic and promotion
SEO Stats powered by MyPagerank.Net